Jumat, 24 Juni 2011

bab III

BAB III
IDENTIFIKASI  MASALAH

3.1  Gambaran Umum Obyek Yang Diteliti
3.1.1 Sejarah Lahir Buku
Buku pada awalnya hanya berupa tanah liat yang dibakar, mirip dengan proses pembuatan batu bata di masa kini. Buku tersebut digunakan oleh penduduk yang mendiami pinggir Sungai Euphrates di Asia Kecil sekitar tahun 2000 SM. Penduduk sungai Nil, memanfaatkan batang papirus yang banyak tumbuh di pesisir Laut Tengah dan di sisi sungai Nil untuk membuat buku.Gulungan batang papirus inilah yang melatarbelakangi adanya gagasan kertas gulungan seperti yang kita kenal sekarang ini. Orang Romawi juga menggunakan model gulungan dengan kulit domba. Model dengan kulit domba ini disebut parchment(perkamen). Bentuk buku berupa gulungan ini masih dipakai hingga sekitar tahun 300 Masehi. Kemudian bentuk buku berubah menjadi lenbar-lembar yang disatukan dengan sistem jahit. Model ini disebut codex, yang merupakan cikal bakal lahirnya buku modern seperti sekarang ini.
Pada tahun 105 Masehi, Ts’ai Lun, seorang Cina di Tiongkok telah menciptakan kertas dari bahan serat yang disebut hennep. Serat ini ditumbuk, kemudian dicampur dan diaduk dengan air hingga menjadi bubur. Setelah dimasukkan ke dalam cetakan, buku di jemur hingga mengering. Setelah mengering, bubur berubah menjadi kertas. Pada tahun 751, pembuatan kertas telah menyebar hingga ke Samarkand, Asia tenganh, dimana beberapa pembuat kertas bangsa Cina diambil sebagai tawanan oleh bangsa Arab. Bangsa Arab, setelah kembali ke negrinya, memperkenalkan kerajinan pembuatan kertas ini kepada bangsa Morris di Spanyol. Tahun 1150, dari Spanyol, kerajinan ini menyebar ke Eropa. Pabrik kertas pertama di Eropa dibangun di Perancis, tahun 1189, lalu di Fabriano, Italia tahun 1276 dan di Jerman tahun 1391. Berkat ditemukannya pembuatan kertas inilah maka pembuatan buku di beberapa belahan dunia semakin berkembang.[14]
3.2 Product Information
3.2.1 Sejarah Komik Indonesia
Komik, cergam atau kartun merupakan buku yang cukup poluler dimasyarakat khususnya pada kalangan remaja dan anak-anak, komik atau dengan istilah yang dikenal juga cerita bergambar (cergam) terdiri dari teks atau narasi yang berfungsi sebagai penjelasan dialog dan alur cerita. Komik menurut kutipan Marcel Bonnet dalam bukunya komik indonesia adalah salah satu produk akhir dari hasrat manusia untuk menceritakan pengalamannya, yang dituang dalam gambar dan tanda, mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan.
Prancis dikenal sebagai pencetus ide-ide komik cemerlang, sejarah komik bermula pada masa pra sejarah digua Lascaux, Prancis selatan, ditemukan torehan berupa gambar gambar bison, jenis banteng atau kerbau Amerika. Cikal bakal komik ini menurut bonnet belum mengandung sandi yang membentuknya menjadi bahasa namun sudah merupakan " pesan " sebagai upaya komunikasi non verbal paling kuno.
Di Mesir,cerita tentang dewa maut dalam dunia roh terdapat di kuburan raja Nakht yang ditoreh diatas (kertas) papirus, papirus ini juga sudah dikenal lama oleh orang Assiria, Siria dan parsi. Selanjutnya " Komik" diatas daun beralih bentuk Mozaik ( susunan lempeng batu berwarna) di Yunani karya ini berlangsung hingga abad ke 4 masehi, pada masa jaman Romawi cerita bergambar berkembang pesat yang selanjutnya menyebar hampir keseluruh Eropa.
Pada masa ini kita lebih banyak mengenal komik hasil karya produk Jepang terutama pada anak- anak dan remaja, yang kualitas dari cerita dan formatnya sangat menarik bahkan dapat mengalahkan komik Walt Disney's Amerika dipasaran. Di awal 1990-an Indonesia dibanjiri oleh komik- komik Jepang, ini terjadi setelah masa kejayaan Godam dan Gundala Putra Petir surut ditahun 1970-an. Toko-toko dan tempat persewaan buku dipenuhi cerita bergambar import dari negeri matahari terbit itu. Komik-komik yang hadir menyajikan tidak saja adegan laga yang diwakili oleh Chimi, kenji, Saint Seiya, atau Tiger Wong ; tetapi juga untuk kalangan Remaja yang lebih populer sekarang disebut ABG (anak baru gede) yang sedang mekar- mekarnya, seperti Candy-Candy atau juga komik jenaka seperti Kobo Chan .
Komik atau kartun telah ikut memperkaya Jepang yang kurang memiliki hasil hutan, tetapi sangat jitu dalam meniru dan memanfaatkan peluang terutama terhadap produk-produk industri. Setelah sepeda motor, mobil dan komputer, mereka merambah komik tetapi bukan sekedar jadi. Bahkan menjadi primadona untuk bacaan anak-anak dan remaja masa kini khususnya di Asia, mereka sekarang lebih mengemari Srikandi Alies warna warni atau kucing robot yang pandai melayani juga Sailor Moon dan dragon Ball Z dan lainnya, bukan lagi Flash Gordon, Garht Goofy, Mickey mouse, atau Donal Duck.
Di Indonesia cikal bakal komik banyak dipengaruhi oleh agama Budha, Hindu dan Islam. Indikasi ditemukannya gua leang-leng , sulawesi selatan temuan ini berupa gambar babi hutan juga candi -candi sekitar abad ke 18 juga didapati gambar-gambar kuno diatas kertas dengan tinta berwarna, gambar menyerupai komik karena disertai keterangan teks beraksara Arab dalam bahasa jawa yang dipakai dalam penyebaran agama islam.
Di Bali komik dibuat diatas daun lontar, bercerita tentang Ramayana dalam aksara Bali berbahasa Jawa kuno tema ceritanya Dampati lelagon atau Darma lelagon. Dicandi- candi borobudur dan prambanan terdapat relif yang menceritakan kehidupan spritual dan kebudayaan pada abad pertengahan , juga kita kenal dalam cerita wayang beber dan wayang kulit yang menjadi kesenian masyarakat jawa menjadi referensi timbulnya komik indonesia.
Cerita bergambar atau komik pertama kali terbit di indonesia sejalan dengan munculnya media masa berbahasa Melayu Cina dimasa pendudukan Belanda. Cergam Put On karya Kho Wan Gie tahun 1930 diharian Sin Po, menceritakan sosok gendut bermata sipit yang melindungi rakyat kecil bercerita indonesia sebagai tanah kelahiranya . komik ini sangat populer masa itu,sedangkan nama Put on adalah jenis cerita bergambar yang bercorak humor berbentuk kartun.
Cerita bergambar yang bercorak realistik baru dimulai oleh Nasoen As sejak tahun 1939. Bonnef menempatkan awal perang dunia I sebagai masa pertumbuhan awal komik Indonesia , komik pertama dalam kasanah sastra Indonesia adalah mencari Putri Hijau (Nasroen As) dimuat dalam harian Ratoe Timoer.
Pada masa pendudukan Jepang 1942 muncul cerita legenda Roro Mendut Gambaran B. Margono, di harian Sinar Matahari Jogjakarta. Setelah Indonesia merdeka harian Kedaulatan Rakyat memuat komik Pangeran Diponegoro dan Joko Tingkir dan pada tahun 1948 cerita kisah kependudukan Jepang oleh Abdul Salam. Cerita yang bertemakan petualangan dan kisah- kisah Kepahlawanan/ Heroisme yang diangkat dari cerita rakyat sehubungan dengan situasi politik pada masa itu , buku komik jenis ini banyak muncul pada tahun 1952, misalnya "Sri Asih" (1952) karya R.A Kosasih, "Kapten Jani", "Panglima Najan "( Tino Sidin), Tjip Tupai "Mala pahlawan rimba" (1957) dan sebagainya.
Masa keemasan dan kebangkitan kedua komik Indonesia (1980) ditandai banyaknya ragam dan judul komik yang diterbitkan pada masa itu. Ragam komik yang disukai pada priode ini , yakni komik roman remaja yang bertemakan roman kehidupan kota . beberapa komikus yang dominan adalah Budijanto, Zaldy, Sim dan Mintaraga, karya Jan Mintaraga yang cukup poluler adalah Sebuah Noda Hitam. Komik silat, yang bertemakan petualangan pendekar-pendekar ahli silat . Ganes TH spesialis dalam jenis komik ini, karya- karya lainnya Serial SiButa dari Gua Hantu, Siluman serigala Putih, Tuan Tanah Kedaung, Si Djampang, Panji tengkorak dengan (Hans Jaladara),Godam (Wid NS) dan Gundala karya Hasmi.Kecerdikan penerbit, kreativitas komikus dan tanggapan pembaca menciptakan dinamika yang mendukung suburnya dunia komik saat ini. Komik strip asing , seperti Flash Gordon, Rip Kirby, Prince Valiant, Tarzan dan Superman yang masuk indonesia lewat surat kabar, juga menjadi pendorong penciptaan karya komik-komik Indonesia.pada masa sekarang, memang kita harus banyak belajar dari negara Jepang, bukankah komikus kita sebenarnya memiliki kemampuan. Kalau kita melihat pemenang sayembara komik yang diadakan pekan komik dan animasi nasionl (PKAN) digelar di Galeri Nasional, pebruari 2000 lalu, kita kagum dan terharu, kenapa mereka bisa bikin komik begitu bagus dan tidak kalah dengan komik asing. Menurut tulisan Noor Cholis komik indonesia sebagian besar hanyalah merupakan khobah bergambar. Penuh petua-petuah verbal ini itu. Pesan yang ingin disampaikan pun terlalu hitam putih, penuh samangat lokal yang dibuat-buat sehingga menimbulkan rasa risih bagi pembaca dewasa dan membosankan bagi anak-anak anak-anak mempunyai dinamika yang berbeda yang dimiliki oleh orang tua mereka. Dahulu komik seperti Mahabarata yang konon penuh ajaran mulia, cerita-cerita sejarah yang hebat lagi perkasa boleh sangat disukai, bahkan pernah mencapai kejayaan dengan penjualan yang sangat mengagumkan.
Komik sebagai industri berjangka panjang hampir tidak menjadi bagian strategi masa depan komikus indonesia, kecuali Dwi koendoro (Dwikoen) pencipta tokoh panji Koming Kompas (yang juga menciptakan legenda sawung kampret). Dari jenis komik Strip ini muncul pula nama-nama GM Sudharta ( Om Pasikom,di Kompas), Keliek Siswojo (Doyok, Pos Kota), Rahmad Ghazhali (Mr Boss Bisnis Indonesia).
Semakin beragamnya jenis hiburan yang, turut mengurangi kegairahan dunia komik Indonesia. Disamping itu, komik-komik asing banyak diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan akhirnya mengeser popularitas komik Indonesia, masalah kualitas profesionalisme, promosi dan distribusi, sering kali menjadi pokok perdebatan ketika mendiskusikan masalah tersebut. Penciptaan komik-komik Indonesia saat ini seakan- akan didorong dan dipengaruhi oleh hadirnya komik-komik asing. Mengenai pengaruh Jepang yang mewarnai komikus Indonesia, itu hal yang wajar karena Amerika pun terpengaruh oleh negara matahari terbit ini, jadi tinggal bagaimana mengasah kreatitas senimannya, begitu menurut Dwi Koen.
3.2.2  Sejarah Penerbitan Buku di Indonesia
Di Indonesia, awalnya bentuk buku masih berupa gulungan daun lontar. Menurut Ajib Rosidi (sastrawan dan mantan ketua IKAPI), secara garis besar, usaha penerbitan buku di Indonesia dibagi dalam tiga jalur, yaitu usaha penerbitan buku pelajaran, usaha penerbitan buku bacaan umum (termasuk sastra dan hiburan), dan usaha penerbitan buku agama.Pada masa penjajahan Belanda, penulisan dan penerbitan buku sekolah dikuasai orang Belanda. Kalaupun ada orang pribumi yang menulis buku pelajaran, umumnya mereka hanya sebagai pembantu atau ditunjuk oleh orang Belanda. Usaha penerbitan buku agama dimulai dengan penerbitan buku-buku agama Islam yang dilakukan orang Arab, sedangkan penerbitan buku –buku agama Kristen umumnya dilakukan oleh orang-orang Belanda. Penerbitan buku bacaan umum berbahasa Melayu pada masa itu dikuasai oleh orang-orang Cina. Orang pribumi hanya bergerak dalam usaha penerbitan buku berbahasa daerah. Usaha penerbitan buku bacaaan yang murni dilakukan oleh pribumi, yaitu mulai dari penulisan hingga penerbitannya, hanya dilakukan oleh orang-orang Sumatera Barat dan Medan. Karena khawatir dengan perkembangan usaha penerbitan tersebut, pemerintah Belanda lalu mendirikan penerbit Buku Bacaan Rakyat. Tujuannya untuk mengimbangi usaha penerbitan yang dilakukan kaum pribumi. Pada tahun 1908, penerbit ini diubah namanya menjadi Balai Pustaka. Hingga jepang masuk ke Indonesia, Balai Pustaka belum pernah menerbitkan buku pelajaran karena bidang ini dikuasai penerbit swasta belanda. Sekitar tahun 1950-an, penerbit swasta nasional mulai bermunculan. Sebagian besar berada di pulau Jawa dan selebihnya di Sumatera. Pada awalnya, mereka bermotif politis dan idealis. Mereka ingin mengambil alih dominasi para penerbit Belanda yang setelah penyerahan kedaulatan di tahun 1950 masih diijinkan berusaha di Indonesia. Pada tahun 1955, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Kemudian pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya denga harga murah.
Pemerintah kemudian mendirikan Yayasan Lektur yang bertugas mengatur bantuan pemerintah kepada penerbit dan mengendalikan harga buku. Dengan adanya yayasan ini, pertumbuhan dan perkembangan penerbitan nasional dapat meningkat dengan cepat. Menurut Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang didirikan 1950, penerbit yang menjadi anggota IKAPI yang semula berjumlah 13 pada tahun 1965 naik menjadi 600-an lebih.
Pada tahun 1965 terjadi perubahan situasi politik di tanah air. Salah satu akibat dari perubahan itu adalah keluarnya kebijakan baru pemerintah dalam bidang politik, ekonomi dan moneter. Sejak akhir tahun 1965, subsidi bagi penerbit dihapus. Akibatnya, karena hanya 25% penerbit yang bertahan, situasi perbukuan mengalami kemunduran.
Sementara itu, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri, kemudian menetapkan bahwa semua buku pelajaran di sediakan kan oleh pemerintah. Keadaan tidak bisa terus-menerus dipertahankan karena buku pelajaran yang meningkat dari tahun ke tahun. Karena itu, diberikan hak pada Balai Pustaka untuk mencetak buku-buku yang dibutuhkan dipasaran bebas. Para penerbit swasta diberikan kesempatan menerbitkan buku-buku pelengkap dengan persetujuan tim penilai.
3.3    Market Analisis
3.3.1 Tinjauan Spikologis Pada Anak
Pada dasarnya ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini berawal dari imajinasi dalam pikiran manusia, yang kemudian akan membentuk suatu teori. Dari teori tersebut, manusia akan mencari jalan untuk mewujudkannya. Dan imajinasi dapat berasal dari buku bacaan. Akan tetapi kita tidak tahu buku cerita manakah yang lbih pantas untuk diceritakan, atau bahkan binggung apakah cerita tersebut sesuai untuk anak apa tidak, maka dibutuhkan berbagai kemahiran atau kemampuan dan kreatifitas dalam mengemas cerita agar member pengaruh positif dan manfaat kepada anak – anak.
Seperti yang dikatakan Dr. Kamaluddin Husain adalah pemilihan cerita yang cocok bagi anak sesuai dengan fase umurnya :
3.3.1.1   Anak – anak yang belum mmasuki masa sekolah
Maka cerita yang cocok dan pantas bagi mereka adalah kisah – kisah pendk yang judulnya seputar hubungan kekeluargaan atau yang lainnya, termasuk binatang – binatang dan anak – anak, sebagamana mereka menyukai cerita – cerita komedi dan cerita – cerita atau anekdot.
3.3.1.2   Anak – anak usia ( 6 -10 tahun )
Meruka lebih menyukai cerita – cerita mistik atau magis yang bercerita tentang orang – orang yang mempunyai kehebatan dan kekuatan khusus, seperti kisah – kisah yang diadopsi dari peradaban – peradaban asing yang memiliki pengaruh yang kuat.
3.3.1.3   Anak – anak yang umurnya lebih besar ( 10 – 13 tahun )
Mereka mnyukai cerita – cerita nyata dan pertarungan – petarungan yang terdapat seorang jagoan didalamnya, sepertinya dongeng – dongeng kaum tertentu atau cerita seribu satu malam.

Untuk perancangan buku Nyai Anteh Sang Penunggu Bulan ini ditujukan untuk anak – anak usia 6 sampai 10 tahun dan anak – anak yang umurnya lebih besar 10 sampai 13 tahun. Karena usia itu merupakan usia emas anak dalam membaca. ceritanya mulai kompleks (bagian-bagian sub-plot menampilkan banyak karakter tambahan yang berperan penting dalam jalinan cerita), dan Anak-anak di usia ini mulai tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita.
3.3.2 Analis Data dan Hasil Kuisioner
Dengan kuisioner yang telah dibagikan kepada 25  responden, sebanyak 4 orang responden yang berusia 7 tahun,5 orang responden yang berusia 8 tahun,5 orang responden yang berusia 9 tahun, 3 orang responden yang berusia 10 tahun, 3 orang responden yang berusia 11 tahun,5 orang responden yang berusia 12 tahun. Setelah mengajukan 7 pertanyaan dalam kuisioner, maka diperoleh data serta informasi yang kemudian dapat di analisis sebagai berikut :
1.      Dalam gambar mana yang kamu sukai ?
Dari hasil perolehan kuisioner yang dibagikan kepada 25 orang responden yaitu anak – anak usia 7 – 12 tahun ( usia sekolah ) ditemukan bahwa sebanyak 24 anak menyukai gambar berwarna dan 1 anak menyukai gambar tidak berwarna. Jadi anak usia 7 – 12 tahun lebih menyukai gambar berwarna dibandingkan gambar tidak berwarna.




2.      Warna apa yang paling kamu sukai?
Dari hasil perolehan kuisioner yang dibagikan kepada 25 orang responden yaitu anak – anak usia 7 – 12 tahun ( usia sekolah ) ditemukan bahwa sebanyak 16 anak menyukai warna blok dan 9 anak menyukai warna soft. Jadi anak usia 7 – 12 tahun lebih menyukai warna blok dibandingkan warna soft.
3.      Dalam pewarnaan mana yang kamu sukai ?
Dari hasil perolehan kuisioner yang dibagikan kepada 25 orang responden yaitu anak – anak usia 7 – 12 tahun ( usia sekolah ) ditemukan bahwa sebanyak 18 anak menyukai pewarnaan memakai komputer  dan 7 anak menyukai pewarnaan memakai pinsil. Jadi anak usia 7 – 12 tahun lebih menyukai pewarnaan memakai komputer dibandingkan pewarnaan memakai pencil.

4.      Buku cerita tentang apa yang kamu sukai?


Dari hasil perolehan kuisioner yang dibagikan kepada 25 orang responden yaitu anak – anak usia 7 – 12 tahun ( usia sekolah ) ditemukan bahwa sebanyak 15 anak menyukai dongeng dan 10 anak menyukai cerita fiksi / cerpen. Jadi anak usia 7 – 12 tahun lebih menyukai cerita dongeng dibandingkan cerita fiksi / cerpen.

5.      Tahukah kamu tentang dongeng / cerita rakyat Indonesia ?


Dari hasil perolehan kuisioner yang dibagikan kepada 25 orang responden yaitu anak – anak usia 7 – 12 tahun ( usia sekolah ) ditemukan bahwa sebanyak 19 anak mengetahui dongeng / cerita rakyat indonesia dan 6 anak tidak mengetahui dongeng / cerita rakyat indonesia. Jadi anak usia 7 – 12 tahun  sudah mengetahui tentang dongeng / cerita rakyat indonesia.

6.      Jenis huruf apa yang menurut kamu lebih menarik ?


Dari hasil perolehan kuisioner yang dibagikan kepada 25 orang responden yaitu anak – anak usia 7 – 12 tahun ( usia sekolah ) ditemukan bahwa sebanyak 6 anak lebih tertarik dengan huruf Times new roman, 8 anak tertarik dengan huruf Arial, 9 anak tertarik dengan huruf Comic sans ms, 1 anak tertarik dengan huruf Britannic bold dan 1 anak tertarik dengan huruf Manggal. Jadi anak usia 7 – 12 tahun  lebih tertarik dengan huruf Comic sans ms.









7.      Menurut kamu mana yang lebih menarik ?


Dari hasil perolehan kuisioner yang dibagikan kepada 25 orang responden yaitu anak – anak usia 7 – 12 tahun ( usia sekolah ) ditemukan bahwa sebanyak 13 anak lebih tertarik dengan cerita rakyat, 5 anak tertarik dengan barbie, 7 anak tertarik dengan Ipin upin. Jadi anak usia 7 – 12 tahun  lebih tertarik dengan cerita rakyat.
3.4 Pontesial Market
Anak – anak memiliki kapasitas berbeda dalam menerima informasi, sehingga perkembangan anak – anak usia 7 – 12 tahun perlu diketahui dan dipelajari untuk dapat merancang buku cerita Rakyat Nyai Anteh Sang Penunggu Bulan yang baik serta sesuai dengan kapasitas mereka.
Dari hasil kuisioner yang telah diperoleh, maka dapat dianalisis bahwa anak – anak cendrung menyukai gambar berwarna. Anak – anak juga menyukai pemakaian warna blok yang cerah. Anak – anak menyukai teknik pewarnaan dengan komputer. Dari segi tipografi anak usia 7 – 12 tahun lebih tertarik dengan huruf comic sans ms karena mudah dibaca.
Dari hasil kuisioner tersebut dapat dijadikan pedoman dalam membuat ilustrasi pada buku cerita Rakyat Nyai Anteh Sang Penunggu Bulan.
3.5 Market Segmentation
3.5.1 Geografi
Ditinjau dari segi harga serta kemajuan informasi, maka buku cerita rakyat ini dirancang untuk anak - anak yang tinggal di kota – kota besar. Selain itu mengingat harga dan kualitas buku yang cukup tinggi, maka akan sulit untuk orang – orang di daerah pedesaan untuk membelinya. Alasan lain adalah untuk menarik perhatian anak – anak dikota – kota besar agar mau membaca cerita rakyat negerinya sendiri. Untuk perancangan buku cerita rakyat ini ditujukan untuk anak – anak Jakarta, Bogor , Banten dan Depok karena sesuai dengan survey yang dilakukan. Dengan demikian, dapat disusun sebuah buku cerita rakyat sesuai dengan kebutuhan anak – anak.
3.5.2 Demografi
Buku cerita rakyat ini nantinya akan dianak – anak usia sekolah. Buku cerita tersebut dapat dibaca oleh anak – anak yang ingin mengenal cerita rakyat di negerinya sendiri, buku ini ditujukan untuk kalangan menengah keatas, hal ini ditinjau dari harga serta kualitas buku. Karena orang – orang dengan ekonomi menengah keatas lebih memiliki kemampuan untuk menunjang pendidikan anak selain sekolah pada umumnya untuk anak – anak mereka.
3.5.3 Psikografi
Ditinjau dari sisi ini, target audience adalah anak – anak yang peduli dan memperhatikan kelestarian cerita rakyat dinegerinya sendiri, serta membutuhkan sebuah sarana baru yang berbeda dari sebelumnya sehingga lebih menarik perhatian untuk membacanya. Selain itu, anak – anak lebih menyukai cerita yang memiliki gambar – gambar berwarna. Buku cerita rakyat ini dapat dibaca setiap saat, dan dapat dinikmati setiap waktu. Buku ini dapat juga dibaca penghandar tidur anak.
3.6 Marketing Objective ( Tujuan Pemasaran )
Tujuan dari pemasaran buku cerita Rakyat Nyai Anteh Sang Penunggu Bulan ini adalah untuk menarik perhatian anak – anak untuk membaca sekaligus untuk melestarikan cerita rakyat Indonesia agar tidak hilang dari persaingan cerita dan film dari negeri – negeri lain.Target penjualan dari buku cerita rakyat ini adalah anak – anak usia sekolah dan orang tua.
Diharapkan pemasaran buku cerita rakyat ini memdapat respon baik dari anak – anak Indonesia khususnya dari Jakarta, Depok, Bogor dan Tanggerang. Karena keberhasilan pemasaran akan dapat melestarikan cerita rakyat.

BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Perancanngan buku Cerita Rakyat
Menurut kamus bahasa Indonesia perancangan adalah hal tentang merancang, buku adalah lembaran kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong; kitab.Cerita rakyat adalah cerita dizaman dahulu yang hidup di tengah rakyat dan diwariskan secara lisan. Perancangan buku cerita adalah perangkaian peristiwa dalam bentuk gambar dan tulisan yang tersususn dalam sebuah buku berisi cerita yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau kejadian dan sebagainya. Cerita rakyat di Indonesia sangat banyak, biasanya cerita rakyat mengandung unsur sosial, pengetahuan, dan agama. Cerita rakyat sangat bagus untuk anak – anak Indonesia, karena cerita rakyat cermin identitas bangsa. Sayangnya ada sebagian cerita rakyat yang bersifat kontroversial karena dianggap tidak layak untuk anak. Sebut saja Sangkuriang, cerita yang mengisahkan seorang anak jatuh cinta dengan ibunya sendiri.
Karena cerita rakyat tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi (pembelokan) sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Sedangkan cerita rakyat dapat dibagi lagi menjadi 3 yaitu :
2.1.1.1       Mitos adalah cerita tentang dewa-dewa yang berhubungan dengan bermacam kekuatan gaib.
2.1.1.2       Legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang berhubungan dengan peristiwa sejarah.
2.1.1.3       Dongeng adalah cerita yang tidak benar – benar terjadi ( terutama tentang kejadian zaman dahulu yang aneh – aneh, yang bukan – bukan atau tidak betul ).
Ditinjau dari sumber tersebut diatas cerita rakyat Nyai anteh sang penunggu bulan tergolong dalam cerita rakyat dongeng.

2.1.2 Jenis Buku cerita anak – anak
Menurut ciptanti putri buku cerita dapat dibedakan dalam beberapa gendre yaitu :
2.1.2.1 Baby books.
Untuk bayi dan batita (bawah tiga tahun). Kebanyakan materinya berupa pantun dan nyanyian sederhana (lullabies and nursery rhymes), permainan dengan jari, atau sekadar ilustrasi cerita tanpa kata-kata sama sekali (sepenuhnya mengandalkan ilustrasi serta kreativitas orang tua dan anak untuk berimajinasi). Panjang cerita dan formatnya beragam, disesuaikan dengan isi materi. Buku-buku untuk batita biasanya berupa cerita sederhana berisi kurang dari 300 kata. Ceritanya terkait erat dengan keseharian anak, atau bermuatan edukatif tentang pengenalan warna, angka, bentuk, dll. Jumlah halaman sekitar 12 dan banyak yang berbentuk board books (buku yang kertasnya sangat tebal, seperti karton), pop-ups (buku yang halamannya berbentuk tiga dimensi), lift-the flaps atau buku-buku khusus (buku-buku yang dapat bersuara, memiliki format unik atau dengan tekstur tertentu).

2.1.2.2 Picture books.
Pada umumnya berbentuk buku setebal 32 halaman untuk anak usia 4-8 tahun. Naskahnya bisa mencapai 1500 kata, namun rata-rata 1000 kata saja. Plotnya masih sederhana, dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi pusat perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi dan pola pikir anak. Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam penyampaian cerita. Buku anak pada genre ini bisa menggunakan lebih dari 1500 kata, biasanya sebagai persiapan bagi pembaca yang memasuki masa-masa puncak di spektrum usianya. Buku genre ini sudah membicarakan topik serta menggunakan gaya penulisan yang luas dan beragam. Cerita non-fiksi dalam format ini dapat menjangkau sampai usia 10 tahun, dengan tebal sampai 48 halaman, dan berisi hingga 2000 kata dalam teksnya.
2.1.2.3 Early picture books.
Sebentuk dengan picture books, namun dilengkapi sedemikian rupa untuk usia-usia akhir di batas 4 hingga 8 tahun. Ceritanya sederhana dan berisi kurang dari 1000 kata. Banyak genre ini yang dicetak ulang dalam format board book untuk melebarkan jangkauan pembacanya. The Very Hungry Caterpillar (Philomel Publishing) karya Eric Carle salah satu contohnya.

2.1.2.4 Easy readers.
Juga dikenal dengan sebutan easy-to-read, buku-buku genre ini biasanya untuk anak-anak yang baru mulai membaca sendiri (usia 6-8 tahun). Masih tetap ada ilustrasi berwarna di setiap halamannya, tetapi dengan format yang lebih “dewasa”: ukuran trim per halaman bukunya lebih kecil dan ceritanya dibagi dalam bab-bab pendek. Tebal buku biasanya 32-64 halaman dan panjang teksnya beragam antara 200-1500 kata, atau paling banyak 2000 kata. Cerita disampaikan dalam bentuk aksi dan percakapan interaktif, menggunakan kalimat-kalimat sederhana (satu gagasan per kalimat). Biasanya ada 2-5 kalimat di tiap halaman. Seri I Can Read yang diterbitkan Harper Trophy merupakan contoh terbaik buku genre ini.

2.1.2.5 Transition books.
Kadang disebut juga sebagai “chapter books tahap awal”, untuk anak usia 6-9 tahun. Merupakan jembatan penghubung antara genre easy readers dan chapter books. Gaya penulisannya persis seperti easy readers, namun lebih panjang (naskah biasanya sebanyak 30 halaman, dipecah menjadi 2-3 halaman per bab), ukuran trim per halamannya lebih kecil lagi, serta dilengkapi dengan ilustrasi hitam-putih di beberapa halaman. Serial The Kids of the Polk Street School karya Patricia Reilly Giff (Dell Young Yearling Publishing) dan seri Stepping Stone Books yang diterbitkan Random House masuk dalam kelompok genre ini.

2.1.2.6 Chapter books.
Untuk usia 7-10 tahun. Terdiri dari naskah setebal 45-60 halaman dibagi dalam tiga hingga empat halaman per bab. Kisahnya lebih padat dibanding genre transition books, walaupun tetap memakai banyak ramuan aksi petualangan. Kalimat-kalimatnya mulai sedikit kompleks, tapi paragraf yang dipakai pendek (rata-rata 2-4 kalimat). Tipikal dari genre ini adalah cerita di akhir setiap bab dibuat menggantung di tengah-tengah sebuah kejadian agar pembaca penasaran dan terstimulasi untuk terus membuka bab-bab selanjutnya. Serial Herbie Jones karangan Suzy Kline (Puffin Publishing) dan Ramona karya Beverly Clearly (Morrow Publishing) dikatakan masuk dalam genre buku anak ini.

2.1.2.7 Middle grade.
Untuk usia 8-12 tahun, merupakan usia emas anak dalam membaca. Naskahnya lebih panjang (100-150 halaman), ceritanya mulai kompleks (bagian-bagian sub-plot menampilkan banyak karakter tambahan yang berperan penting dalam jalinan cerita), dan tema-temanya cukup modern. Anak-anak di usia ini mulai tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita. Hal ini menjelaskan keberhasilan beberapa seri petualangan yang terdiri dari 20 atau lebih buku dengan tokoh yang sama. Kelompok fiksinya beragam mulai dari fiksi kontemporer, sejarah, hingga science-fiction atau petualangan fantasi. Sementara yang masuk kelompok non-fiksi antara lain biografi, iptek, dan topik-topik multibudaya.
2.1.2.8 Young adult.
Naskahnya antara 130-200 halaman, genre ini untuk usia 12 tahun ke atas. Plot ceritanya bisa sangat “ruwet” dengan banyak karakter utama, meskipun tetap ada satu karakter yang difokuskan. Tema-tema yang diangkat seringnya relevan dengan kehidupan remaja saat ini. Buku The Outsiders karya S.E. Hinton menjadi tonggak sejarah buku cerita anak di genre ini yang menceritakan permasalahan remaja saat itu ketika pertama kali diterbitkan pada 1967. kategori new-age (usia 10-14 tahun) perlu diperhatikan, terutama untuk buku-buku kelompok nonfiksi remaja. Buku-buku di kelompok ini sedikit lebih pendek dibanding untuk kelompok usia 12 tahun ke atas. Serta topiknya (fiksi dan nonfiksi) lebih cocok untuk anak-anak yang telah melewati buku genre middle grade, tetapi belum siap membaca buku-buku fiksi atau belum mempelajari subjek nonfiksi yang materinya ditujukan untuk pembaca di kelas sekolah menengah.
2.1.3 Warna
2.1.3.1 Pengertian Warna
Warna dalam kamus bahasa Indonesia adalah kesan yg diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya.
Warna dalam buku cerita juga tidak kalah penting karna warna buku sangat pengaruh dalam menarik perhatian anak – anak. warna – warna yang banyak disukai anak – anak adalah warna - warna primer berikut arti warna dilihat dalam desain grafis :
2.1.3.1.1          Kuning
melambangkan optiminme, harapan, tidak jujur, berubah – ubah, gembira, santai. Dibarat warna kuning diartikan pengecut, kuning terang melambangkat sifat spontan yang eksentrik, toleran, intvestigatif, menunjol, berubah – ubah sikap, tidak percaya. Kuning adalah warna keramat dalam agama hindu.
2.1.3.1.2          Oranye
Melambangkan enegi, semangat, segar, keseimbangan, ceria, hangat. Menekankan sebuah produk yang tidak mahal,biasanya dipakai pada produk minuman rasa jeruk.
2.1.3.1.3          Merah
Melambangkan perjuangan, nafsu, aktif, agresif, dominan, kemauan keras, persaingan, keberanian, energy,kehangatan, cinta, bahaya. Merah dengan hijau, akan menjadi symbol Natal. Merah dengan putih akan mempunyai arti “ bahagia” di budaya oriental. Merah terang melambangkan kemauan atau cita – cita. Merah jambu melambangkan romantisme, feminin, pasrah, menggemaskan dan jenaka.
2.1.3.1.4          Biru
Melambangkan ketenangan, kepercayaan, keamanan, teknologo, kebersihan, keteraturan. Logo bank – bank di amerika berwarna biru memberikan kesan “ kepercayaan “. Biru tua melambangkan perasaan yang mendalam. Biru muda melambangkan bertahan, keras kepala, bangga diri, berpendirian tetap.
2.1.3.1.5          Hijau
Melambangkan alami, sehat, keinginan, keberuntungan, kebanggaan, kekerasan hati dan berkuasa. Ditimur tengah warna hijau sangat disukai. Oleh karena itu di Indonesia, Islam sering disimbolkan dengan warna hijau.
2.1.3.1.6          Ungu atau Jingga
Melambangkan spiritual, misteri, kebangsawanan, sombong, kasar, keangkuhan. Warna ungu sangat jarang ditemui dialam. Warna ini adalah campuran warna merah dan biru, perpaduannya menjurus pengertian yang mendalam dan peka. Sifatnya sedikit kurang teliti tetapi selalu penuh harapan.
2.1.3.1.7          Coklat
Tanah / bumi, kenyamanan daya tahan, suka merebut, tidak suka member hati, kurang toleran, pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagian masa depan.
2.1.3.1.8          Hitam
Power, jahat, canggih, kematian, misteri, ketakutan, sedih, anggun. Melambangkan kematian dan kesedihan di budaya barat. Sebagai warna keemasan, hitam melambangkan keanggunan, kemakmuran, dan kecanggihan.
2.1.3.1.9       Putih
Suci, bersih, tepat, tidak bersalah. Putih melambangkan perkawinan, di india dan china warna putih melambangkan kematian.
2.1.3.1.10      Abu – abu
Intelek, futuristic, millennium , kesederhanaan dan sedih. Abu – abu paling gampang dilihat mata. Warna ini tidak memiliki arti yang jelas. Netral dan sama sekali bebas dari kecendrungan spikologi.
2.1.4 Tipografi
Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam sebuah media terpan visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual lain seperti lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual.
Dalam kamus bahasa Indonesia Tipografi adalah ilmu cetak atau seni percetakan. Langkah awal untuk memahami dan mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf. Apabila kita telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah kita dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf. Anatomi Huruf Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata kita melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia. Setiap bagian dari sebuah gamabar dapat dianalsisi dan dievaluasi sebagai komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dan teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperluakan adanya kontras atara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatis yang disbut dengan ground.
Dalam pemilihan jenis huruf, yang senantiasa harus diperhatikan adalah karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya.

2.1.5 Ilustrasi
2.1.5.1 Pengertian Ilustrasi
Menurut kamus bahasa Indonesia ilustrasi adalah gambar baik berupa foto atau lukisan untuk membantu memperjelas isi buku  ( karangan ) atau tulisan. Ilustrasi bisa dengan teknik drawing, lukisan, fotografi atau teknik seni rupa.
Ilustrasi adalah menampilkan informasi dengan ketrampilan gambar tangan dan penuangan daya imajinasi.Mengenai gambar atau ilustrasi dapat diungkapkan melalui gambar tangan ataupun melalui fotografi atau keduanya.
2.1.5.2 Tujuan Ilustrasi
Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Agar tulisan tersebut dapat diterima.
Berdasarkan kegunaannya, ilustrasi dengan gambar pada kemas dapat ditampilkan berupa barang produknya secara penuh atau gambar detailnya ataupun gambar yang berupa hiasan, atau ornamen yang simbolis saja. Ilustrasi melalui gambar fotografi sering digunakan untuk meyakinkan kualitas isi barang; karena lebih menampilkan kenyataan benda tersebut. Hal ini terutama sering dipakai pada kemasan barang makanan. Dengan fotografi lebih mampu menggambarkan bahan dasar alami dari isi produk tersebut (sayur segar, buah-buahan, daging, ikan dan lain-lain).
2.1.5.3 Fungsi Ilustrasi
Fungsi khusus dari ilustrasi adalah sebagai berikut :
a)      Memberikan bayangan setiap karakter didalam sebuah cerita
b)      Memberikan bayangan bentuk alat – alat yang digunakan didalam tulisan almiah.
c)      Mengkomunikasikan cerita
d)     Dapat menerangkan konsep dalam sebuah cerita.
2.2 Teori Khusus
2.2.1  Pengertian Cerita Rakyat Nyai Anteh Sang Penghuni Bulan
Cerita rakyat Nyi Anteh berasal dari Jawa Barat dimana ada sebuah kerajaan bernama kerajaan Pakuan. Pakuan adalah kerajaan yang sangat subur dan memiliki panorama alam yang sangat indah. Rakyatnya pun hidup damai di bawah pimpinan raja yang bijaksana. Di dalam istana ada dua gadis remaja yang sama-sama jelita dan selalu kelihatan sangat rukun. Yang satu bernama Endahwarni dan yang satu lagi bernama Anteh. Raja dan Ratu sangat menyayangi keduanya, meski sebenarnya kedua gadis itu memiliki status sosial yang berbeda. Putri Endahwarni adalah calon pewaris kerajaan Pakuan, sedangkan Nyai Anteh adalah hanya anak seorang dayang kesayangan sang ratu. Karena Nyai Dadap, ibu Nyai Anteh sudah meninggal saat melahirkan Anteh, maka sejak saat itu Nyai Anteh dibesarkan bersama putri Endahwarni yang kebetulan juga baru lahir. Kini setelah Nyai Anteh menginjak remaja, dia pun diangkat menjadi dayang pribadi putri Endahwarni.
Nyai anteh dan Putri Endahwarni tumbuh dewasa menjadi gadis yang cantik jelita, karena putri sudah dewasa raja dan ratu berniat ingin menjodohkan putri Endahwarni dengan pangeran Anantakusuma. Saat pangeran Ananta kusuma bertemu dengan nyai anteh dia langsung jatuh hati, putri Endahwarni mengetahui bahwa pangeran anantakusuma menyukai nyai anteh maka putri endahwarni mengusir nyai anteh. Setelah bertahun – tahun nyai anteh pergi putri endahwarni sadar bahwa dia sangat merindukan nyai aneh dia mencari nyai anteh dan membawanya kembali ke istana. Saat pangeran anantakusuma melihat kembali nyai anteh timbul kembali cinta dihati panggeran kepada nyai anteh, nyai anteh takut kepada pangeran yang mengejarnya dia ber do’a kepada tuhan mohon dijauhkan dari pangeran karena pangeran sangat sakti, tak terasa nyai anteh berlari cukup jauh dan tanpa dia sadari dia telah sampai dibulan, dan dia tinggal dibulan ditemani dengan kucing kesayangannya.
2.2.2 Unsur Buku
2.2.2.1 Unsur Instrinsik
Unsur instrinsik adalah unsur yang berada di dalam suatu karya sastra(cerita) yang meliputi tema, latar, alur, penokohan, amanat.
2.2.2.1.1        Tema atau setting adalah tempat atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh cerita. Cerita nyai anteh berlatar belakang didaerah jawa barat dikerajaan yang subur.
2.2.2.1.2        Alur / Storyline adalah jalinan peristiwa satu dan lainnya dalam sebuah cerita. Alur / Storyline adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian, alur / storyline merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga menjadi kerangka utama cerita Dalam bentuk sederhana Alur / Storyline dibagi menjadi 3, yaitu:
2.2.2.1.2.1 Beginning atau awal cerita
Bagian awal berfungsi sebagai eksposisi yaitu bagian yang memberikan informasi yang diperlukan oleh pembaca agar bisa memahami jalan cerita selanjutnya. Dibagian awal ini biasanya berisi nama tokoh-tokoh, gender, usia, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal, dan hal-hal yang menurut penulis penting untuk diketahui oleh pembaca. Pada awal ini biasanya diakhir dengan cerita yang tidak stabil karena cerita yang tidak stabil inilah yang akan memicu kejadian yang akan terjadi berikutnya.
2.2.2.1.2.2              Middle atau tengah cerita
Bagian tengah cerita diawali dengan hal-hal yang bisa memicu konflik karena pada bagian tengah cerita ini berupa rangkaian konflik yang intensitasnya semakin tinggi dan mencapai kepuncak dan disebut dengan klimaks sebuah cerita. bagian inilah yang biasanya paling ditunggu oleh pembaca.
2.2.2.1.2.3   End atau akhir cerita
Bagian akhir cerita ini berisi penyelesaian atas masalah-masalah yang terjadi dibagian tengah cerita
2.2.2.1.3      Penokohan merupakan pembicaraan mengenai tokoh-tokoh cerita yang meliputi tokoh sentral/utama dan tokoh sampingan
2.2.2.1.4     Amanat adalah pesan atau nasihat yang tersembunyi dalam cerita yang hendak disampaikan pengarang kepada masyarakat. Kesetiaan seorang adik kepada kakaknya, kesetiaan seorang istri kepada suaminya. Kesabaran nyai anteh dalam menyakini putri endahwarni bahwa dia tidak memyukai pangeran antahkusuma. Dan tabah menjalani kehidupannya sebagai rakyat biasa.
2.2.2.2   Unsur ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita, namun turut menentukan bentuk dan isi suatu karya/cerita. Unsur ekstrinsik meliputi agama, politik, sejarah, budaya.
Unsur ekstrinsik yang ada dalam cerita rakyat nyai anteh sang penunggu bulan antara lain :
2.2.2.2.1  Ilmu pengetahuan
Sebelum Neil amstrong menginjakkan kakinya ke bulan pada 20 juli 1969, cerita rakyat nyai anteh sang penunggu bulan sudah ada didalam zaman kerajaan pakuan. Ini menandakan bahwa ilmu pengetahuan sudah maju karena dengan betul atau tidaknya nyai anteh kebulan ada ilmu pengetahuan dibulan yaitu bahwa ada kehidupan selain dibumi.
2.2.2.2.2  Agama.
Agama sangat kental dimana saat nyai anteh dalam kesulitan dia selalu berdo’a memohon kepada tuhan agar diselamatkan dari kejaran pangeran anantakusuma.

2.2.2.2.3 Politik
Untuk kelangsungan dan kejayaan raja menikahkan putri dengan seorang panggeran.
2.2.3        Tata Letak Perwajahan (Layout)
 Pengertian layout menurut Graphic Art Encyclopedia (1992:296) “Layout is arrangement of a book, magazine, or other publication so that and illustration follow a desired format”. Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa: “Layout includes directions for marginal data, pagination, marginal allowances, center headings and side head, placement of illustration.” Layout juga meliputi semua bentuk penempatan dan pengaturan untuk catatan tepi, pemberian gambar, penempatan garis tepi, penempatan ukuran dan bentuk ilustrasi. Menurut Smith (1985) dalam Sutopo (2002:174) mengatakan bahwa proses mengatur hal atau pembuatan layout adalah merangkaikan unsur tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan.
Layout adalah usaha untuk menyusun, menata unsur – unsur grafis ( teks dan gambar ) menjadi media komunikasi yang efektif. 

2.2.4        Font Yang Di Gunakan
2.2.4.1   Pop Art
Di buku Pop Art (Basic) keluaran Taschen, definisi ini di-debunk dengan mengeluarkan pernyataan pop art yang sebenarnya, yaitu “Mengkomunikasikan keindahan kepada rakyat awam dengan cara-cara yang mudah dimengerti oleh mereka.” 
Karakter Pop Art adalah menggunakan elemen visual: dot/ titik raster yang berasal dari teknik cetak di media massa, kata seru, elemen yang terdapat di komik seperti Balon. biasanya menggunakan model yang berasal dari selebritis seperti Marilyn Monroe. dan tidak seperti seni lainnya, pop art menerima penggandaan baik menggunakan cara manual maupun cara mekanis seperti fotokopi.Pop art pada dasarnya berasal dari istilah Popular Culture, yaitu sebuah ungkapan untuk menggambarkan sebuah budaya rendah karena lebih berkaitan dengan masalah hiburan, komersial bahkan selera masyarakat awam.
 Karena kalau kita mau jujur, seperti itulah estetika masyarakat awam. Mereka tidak bicara komposisi warna, gradasi, kontras, legibility, dan sebagainya. Mereka hanya ingin sebuah icon yang mereka sukai hadir di tengah-tengah karya seniman terkenal. Dengan media itulah seniman pop art berusaha berkomunikasi dengan masyarakat.